Tentang lukisan tertua di dunia yang ditemukan di Sulawesi, dan pesan yang ditinggalkan dari masa lalu.

Semesta Bercerita

Penulis

WAKTU :

Saturday, January 27, 2024

Di dinding batu yang gelap dan sunyi, jauh di kedalaman gua Leang Karampuang, Sulawesi Selatan, tersimpan kisah yang lebih tua dari peradaban.
Bukan tertulis dengan huruf, bukan pula terucap dengan kata.
Kisah itu hidup dalam warna merah oker, dalam goresan tangan manusia purba yang mencoba bercerita tentang hidup, tentang makna, tentang keberadaan.

Lukisan itu menggambarkan tiga sosok manusia yang berinteraksi dengan seekor babi hutan.
Sederhana, tapi penuh simbol.
Seolah manusia ribuan abad lalu sudah memahami bahwa kehidupan bukan hanya tentang bertahan, tapi juga tentang meninggalkan jejak bagi yang datang setelahnya.

Para arkeolog menyebutnya sebagai lukisan gua tertua di dunia berusia lebih dari 51.200 tahun.
Sebuah catatan bisu dari masa yang tak terjangkau, ketika manusia belum mengenal peradaban, tapi sudah mengenal keindahan.

Mungkin, saat itu seseorang berdiri di depan dinding batu, menggenggam batu tajam yang dicelupkan ke tanah merah, lalu menggambar dengan cahaya obor di sekitarnya.
Ia tidak tahu bahwa ribuan tahun kemudian, manusia akan memandangi karyanya dengan takjub.
Ia hanya tahu bahwa setiap goresan adalah caranya untuk tidak dilupakan.

Waktu telah menghapus banyak hal, hutan, sungai, gunung, dan nama-nama yang tak lagi disebut.
Namun lukisan itu masih bertahan.
Meski retak, pudar, dan dikepung lembab, ia tetap ada, seolah menolak dilenyapkan oleh waktu.

Namun, kini ancaman datang bukan dari usia, melainkan dari manusia sendiri.
Perubahan iklim, aktivitas tambang, dan eksploitasi alam menggerus perlahan dinding-dinding yang dulu menjadi kanvas peradaban pertama.
Jika kita tidak berhati-hati, kisah ini bisa hilang… bukan karena lupa, tapi karena diabaikan.

Mungkin lukisan itu bukan sekadar gambar.
Mungkin ia adalah pesan dari masa lalu:
bahwa manusia selalu butuh cara untuk diingat.

Di setiap garis dan warna, ada percakapan tanpa suara antara masa lampau dan masa kini.
Mereka yang menggambar, dan kita yang menatapnya, sama-sama manusia — sama-sama ingin dimengerti, sama-sama ingin dikenang.

Sisi Lain Cerita
Beberapa kisah tidak ditulis dengan kata,
melainkan dengan keberanian untuk meninggalkan jejak.

Terinspirasi dari penemuan lukisan gua di Leang Karampuang, Sulawesi Selatan.
Ditulis ulang oleh tim Semesta Bercerita untuk menghadirkan makna dari sisi lain kehidupan.

TOP CONTRIBUTOR

Of The Month

JANGAN LEWATKAN CERITA BARU

Ikuti kabar, cerita, dan apresiasi terbaru. Jadilah Penjelajah Cerita yang selalu terhubung.

Satu cara kecil untuk tetap terhubung dengan semesta yang kamu cintai.

TOP CONTRIBUTOR

Of The Month

JANGAN LEWATKAN CERITA BARU

Ikuti kabar, cerita, dan apresiasi terbaru. Jadilah Penjelajah Cerita yang selalu terhubung.

Satu cara kecil untuk tetap terhubung dengan semesta yang kamu cintai.

TOP CONTRIBUTOR

Of The Month

JANGAN LEWATKAN CERITA BARU

Ikuti kabar, cerita, dan apresiasi terbaru. Jadilah Penjelajah Cerita yang selalu terhubung.

Satu cara kecil untuk tetap terhubung dengan semesta yang kamu cintai.

PENGHARGAN BULANAN — TOP CONTRIBUTOR

Jadilah Kontributor Terbaik dan raih apresiasi setiap bulan. Dapatkan Merchandise Eksklusif dari Semesta Bercerita sebagai bentuk penghargaan atas kontribusimu.

Kami menghargai setiap Penjelajah Cerita yang hadir, berinteraksi, dan menjaga semesta ini tetap hidup. Setiap bulan, kami akan memilih Top Contributor — mereka yang aktif membagikan snap story, meninggalkan komentar, melakukan tag, dan ikut bersuara di setiap kisah yang kami bagikan. Karena setiap dukungan, sekecil apa pun, berarti bagi semesta ini.

PENGHARGAN BULANAN — TOP CONTRIBUTOR

Jadilah Kontributor Terbaik dan raih apresiasi setiap bulan. Dapatkan Merchandise Eksklusif dari Semesta Bercerita sebagai bentuk penghargaan atas kontribusimu.

Kami menghargai setiap Penjelajah Cerita yang hadir, berinteraksi, dan menjaga semesta ini tetap hidup. Setiap bulan, kami akan memilih Top Contributor — mereka yang aktif membagikan snap story, meninggalkan komentar, melakukan tag, dan ikut bersuara di setiap kisah yang kami bagikan. Karena setiap dukungan, sekecil apa pun, berarti bagi semesta ini.

PENGHARGAN BULANAN — TOP CONTRIBUTOR

Jadilah Kontributor Terbaik dan raih apresiasi setiap bulan. Dapatkan Merchandise Eksklusif dari Semesta Bercerita sebagai bentuk penghargaan atas kontribusimu.

Kami menghargai setiap Penjelajah Cerita yang hadir, berinteraksi, dan menjaga semesta ini tetap hidup. Setiap bulan, kami akan memilih Top Contributor — mereka yang aktif membagikan snap story, meninggalkan komentar, melakukan tag, dan ikut bersuara di setiap kisah yang kami bagikan. Karena setiap dukungan, sekecil apa pun, berarti bagi semesta ini.

Di dunia yang terus berlari, kita perlahan kehilangan jeda untuk benar-benar merasa. Banyak hal dibiarkan mengendap; kata yang tidak sempat terucap, perasaan yang tidak tahu harus pulang ke mana. Kita tertawa di hadapan ramai, namun diam-diam menyimpan sunyi yang memantul di dalam dada. Lalu waktu berlalu begitu saja. Tanpa kita sadari, ada bagian dari diri yang ingin didengar, ingin dipeluk, ingin diberi ruang untuk jujur tanpa harus kuat setiap saat.


Semesta Bercerita tercipta sebagai ruang yang pelan, tempat kata menemukan makna, luka menemukan jeda, dan jiwa beristirahat tanpa perlu menyembunyikan apa-apa. Di sini, setiap kisah dihargai, setiap suara berarti, dan setiap rasa diterima apa adanya. Kami percaya bahwa cerita mampu menyembuhkan, mempertemukan, dan menyalakan kembali cahaya kecil di dalam diri. Di antara sunyi dan suara, kita akan tumbuh bersama: menulis, mendengar, dan saling menguatkan, satu cerita pada satu waktu.

Di dunia yang terus berlari, kita perlahan kehilangan jeda untuk benar-benar merasa. Banyak hal dibiarkan mengendap; kata yang tidak sempat terucap, perasaan yang tidak tahu harus pulang ke mana. Kita tertawa di hadapan ramai, namun diam-diam menyimpan sunyi yang memantul di dalam dada. Lalu waktu berlalu begitu saja. Tanpa kita sadari, ada bagian dari diri yang ingin didengar, ingin dipeluk, ingin diberi ruang untuk jujur tanpa harus kuat setiap saat.


Semesta Bercerita tercipta sebagai ruang yang pelan, tempat kata menemukan makna, luka menemukan jeda, dan jiwa beristirahat tanpa perlu menyembunyikan apa-apa. Di sini, setiap kisah dihargai, setiap suara berarti, dan setiap rasa diterima apa adanya. Kami percaya bahwa cerita mampu menyembuhkan, mempertemukan, dan menyalakan kembali cahaya kecil di dalam diri. Di antara sunyi dan suara, kita akan tumbuh bersama: menulis, mendengar, dan saling menguatkan, satu cerita pada satu waktu.

Di dunia yang terus berlari, kita perlahan kehilangan jeda untuk benar-benar merasa. Banyak hal dibiarkan mengendap; kata yang tidak sempat terucap, perasaan yang tidak tahu harus pulang ke mana. Kita tertawa di hadapan ramai, namun diam-diam menyimpan sunyi yang memantul di dalam dada. Lalu waktu berlalu begitu saja. Tanpa kita sadari, ada bagian dari diri yang ingin didengar, ingin dipeluk, ingin diberi ruang untuk jujur tanpa harus kuat setiap saat.


Semesta Bercerita tercipta sebagai ruang yang pelan, tempat kata menemukan makna, luka menemukan jeda, dan jiwa beristirahat tanpa perlu menyembunyikan apa-apa. Di sini, setiap kisah dihargai, setiap suara berarti, dan setiap rasa diterima apa adanya. Kami percaya bahwa cerita mampu menyembuhkan, mempertemukan, dan menyalakan kembali cahaya kecil di dalam diri. Di antara sunyi dan suara, kita akan tumbuh bersama: menulis, mendengar, dan saling menguatkan, satu cerita pada satu waktu.

© 2025 SEMESTA BERCERITA - ALL RIGHTS RESEVED

© 2025 SEMESTA BERCERITA - ALL RIGHTS RESEVED

© 2025 SEMESTA BERCERITA - ALL RIGHTS RESEVED

SEMESTA

MENU

SEMESTA

MENU

SEMESTA

MENU