Kamar Kos Berhantu di Tengah Kota

Rendi Saputra

Penulis

WAKTU :

Friday, February 23, 2024

Gue inget banget waktu pertama kali pindah ke Jakarta buat kuliah, budget kosan gue pas-pasan banget. Akhirnya, gue nemu kosan yang murah, tapi ya... kalau murah, pasti ada alasannya, kan? Tapi waktu itu gue bodo amat, yang penting ada tempat buat tidur.

Kosan itu kecil banget. Kamar gue cuma cukup buat kasur, lemari kecil, sama meja belajar. Tapi ya, gue mikir, “Udahlah, namanya juga ngekos anak kuliahan.” Yang bikin rada aneh, pintu kamar mandi di dalam kamar itu kayak nggak pernah bisa nutup rapet. Selalu ke buka dikit kayak ada yang nyari perhatian. Tapi gue pikir, “Mungkin emang engselnya aja udah soak.”

Hari pertama gue tinggal, semuanya baik-baik aja. Malemnya, gue tidur cepet karena capek abis pindahan. Tapi sekitar jam 2 pagi, gue kebangun gara-gara suara gemeretak kayak ada yang nginjek lantai kayu. Padahal, lantai kosan itu keramik. Gimana coba? Gue diem aja di kasur sambil ngelirik ke arah pintu kamar mandi. Dan lo tau apa? Pintu itu ke buka pelan-pelan. Serius, GUE NGGAK BOHONG.

“Siapa tuh?” Gue teriak sok berani. Tapi nggak ada jawaban. Cuma suara pintu kamar mandi yang berderit kayak lagi dikerjain orang. Gue buru-buru nutup mata, pura-pura tidur. Dalam hati, gue bilang, “Gua cuma mau tinggal di sini, ya. Jangan ganggu, dong.”

Besoknya, gue cerita ke temen kampus. Eh, mereka malah ketawa, “Ah, lebay lo. Palingan halu gara-gara capek.” Gue akhirnya mikir, mungkin iya, gue kebanyakan mikir aneh-aneh.

Tapi kejadian makin sering, cuy. Ada kali dua minggu gue tinggal di situ, tiap malem selalu ada suara-suara kayak orang jalan. Gue juga sering ngerasa ada yang ngeliatin dari kamar mandi. Suatu malam, gue lagi nyuci muka, gue liat di cermin ada bayangan di belakang gue. Pas gue nengok, nggak ada siapa-siapa. Tapi cermin gue jelas banget ngasih liat kayak ada orang berdiri pake baju putih panjang. Gue langsung keluar kamar tanpa mikir dua kali.

Temen gue yang penasaran akhirnya dateng buat ngecek. Malem itu dia nginep di kamar gue. Katanya, “Santai aja, Bro. Gue nggak percaya yang beginian.” Tapi jam 3 pagi, dia bangunin gue dengan muka pucet, “Bro, gue nggak mau tidur di sini lagi.” Dia bilang dia ngeliat bayangan cewek duduk di atas lemari kecil gue.

Besoknya, gue langsung cabut dari kosan itu. Gue nanya sama ibu kos, “Bu, kamar ini ada yang pernah ngalamin hal aneh nggak?” Dia cuma senyum kecut dan bilang, “Kalau nggak betah, pindah aja. Saya nggak bisa cerita banyak.”

Sekarang, setiap kali lewat daerah kosan itu, gue cuma bisa merinding. Yang jelas, kalau lo cari kosan murah, pastiin dulu nggak ada ‘bonusnya,’ ya. Karena bonus kayak gitu nggak bakal lo suka!

TOP CONTRIBUTOR

Of The Month

JANGAN LEWATKAN CERITA BARU

Ikuti kabar, cerita, dan apresiasi terbaru. Jadilah Penjelajah Cerita yang selalu terhubung.

Satu cara kecil untuk tetap terhubung dengan semesta yang kamu cintai.

TOP CONTRIBUTOR

Of The Month

JANGAN LEWATKAN CERITA BARU

Ikuti kabar, cerita, dan apresiasi terbaru. Jadilah Penjelajah Cerita yang selalu terhubung.

Satu cara kecil untuk tetap terhubung dengan semesta yang kamu cintai.

TOP CONTRIBUTOR

Of The Month

JANGAN LEWATKAN CERITA BARU

Ikuti kabar, cerita, dan apresiasi terbaru. Jadilah Penjelajah Cerita yang selalu terhubung.

Satu cara kecil untuk tetap terhubung dengan semesta yang kamu cintai.

PENGHARGAN BULANAN — TOP CONTRIBUTOR

Jadilah Kontributor Terbaik dan raih apresiasi setiap bulan. Dapatkan Merchandise Eksklusif dari Semesta Bercerita sebagai bentuk penghargaan atas kontribusimu.

Kami menghargai setiap Penjelajah Cerita yang hadir, berinteraksi, dan menjaga semesta ini tetap hidup. Setiap bulan, kami akan memilih Top Contributor — mereka yang aktif membagikan snap story, meninggalkan komentar, melakukan tag, dan ikut bersuara di setiap kisah yang kami bagikan. Karena setiap dukungan, sekecil apa pun, berarti bagi semesta ini.

PENGHARGAN BULANAN — TOP CONTRIBUTOR

Jadilah Kontributor Terbaik dan raih apresiasi setiap bulan. Dapatkan Merchandise Eksklusif dari Semesta Bercerita sebagai bentuk penghargaan atas kontribusimu.

Kami menghargai setiap Penjelajah Cerita yang hadir, berinteraksi, dan menjaga semesta ini tetap hidup. Setiap bulan, kami akan memilih Top Contributor — mereka yang aktif membagikan snap story, meninggalkan komentar, melakukan tag, dan ikut bersuara di setiap kisah yang kami bagikan. Karena setiap dukungan, sekecil apa pun, berarti bagi semesta ini.

PENGHARGAN BULANAN — TOP CONTRIBUTOR

Jadilah Kontributor Terbaik dan raih apresiasi setiap bulan. Dapatkan Merchandise Eksklusif dari Semesta Bercerita sebagai bentuk penghargaan atas kontribusimu.

Kami menghargai setiap Penjelajah Cerita yang hadir, berinteraksi, dan menjaga semesta ini tetap hidup. Setiap bulan, kami akan memilih Top Contributor — mereka yang aktif membagikan snap story, meninggalkan komentar, melakukan tag, dan ikut bersuara di setiap kisah yang kami bagikan. Karena setiap dukungan, sekecil apa pun, berarti bagi semesta ini.

Di dunia yang terus berlari, kita perlahan kehilangan jeda untuk benar-benar merasa. Banyak hal dibiarkan mengendap; kata yang tidak sempat terucap, perasaan yang tidak tahu harus pulang ke mana. Kita tertawa di hadapan ramai, namun diam-diam menyimpan sunyi yang memantul di dalam dada. Lalu waktu berlalu begitu saja. Tanpa kita sadari, ada bagian dari diri yang ingin didengar, ingin dipeluk, ingin diberi ruang untuk jujur tanpa harus kuat setiap saat.


Semesta Bercerita tercipta sebagai ruang yang pelan, tempat kata menemukan makna, luka menemukan jeda, dan jiwa beristirahat tanpa perlu menyembunyikan apa-apa. Di sini, setiap kisah dihargai, setiap suara berarti, dan setiap rasa diterima apa adanya. Kami percaya bahwa cerita mampu menyembuhkan, mempertemukan, dan menyalakan kembali cahaya kecil di dalam diri. Di antara sunyi dan suara, kita akan tumbuh bersama: menulis, mendengar, dan saling menguatkan, satu cerita pada satu waktu.

Di dunia yang terus berlari, kita perlahan kehilangan jeda untuk benar-benar merasa. Banyak hal dibiarkan mengendap; kata yang tidak sempat terucap, perasaan yang tidak tahu harus pulang ke mana. Kita tertawa di hadapan ramai, namun diam-diam menyimpan sunyi yang memantul di dalam dada. Lalu waktu berlalu begitu saja. Tanpa kita sadari, ada bagian dari diri yang ingin didengar, ingin dipeluk, ingin diberi ruang untuk jujur tanpa harus kuat setiap saat.


Semesta Bercerita tercipta sebagai ruang yang pelan, tempat kata menemukan makna, luka menemukan jeda, dan jiwa beristirahat tanpa perlu menyembunyikan apa-apa. Di sini, setiap kisah dihargai, setiap suara berarti, dan setiap rasa diterima apa adanya. Kami percaya bahwa cerita mampu menyembuhkan, mempertemukan, dan menyalakan kembali cahaya kecil di dalam diri. Di antara sunyi dan suara, kita akan tumbuh bersama: menulis, mendengar, dan saling menguatkan, satu cerita pada satu waktu.

Di dunia yang terus berlari, kita perlahan kehilangan jeda untuk benar-benar merasa. Banyak hal dibiarkan mengendap; kata yang tidak sempat terucap, perasaan yang tidak tahu harus pulang ke mana. Kita tertawa di hadapan ramai, namun diam-diam menyimpan sunyi yang memantul di dalam dada. Lalu waktu berlalu begitu saja. Tanpa kita sadari, ada bagian dari diri yang ingin didengar, ingin dipeluk, ingin diberi ruang untuk jujur tanpa harus kuat setiap saat.


Semesta Bercerita tercipta sebagai ruang yang pelan, tempat kata menemukan makna, luka menemukan jeda, dan jiwa beristirahat tanpa perlu menyembunyikan apa-apa. Di sini, setiap kisah dihargai, setiap suara berarti, dan setiap rasa diterima apa adanya. Kami percaya bahwa cerita mampu menyembuhkan, mempertemukan, dan menyalakan kembali cahaya kecil di dalam diri. Di antara sunyi dan suara, kita akan tumbuh bersama: menulis, mendengar, dan saling menguatkan, satu cerita pada satu waktu.

© 2025 SEMESTA BERCERITA - ALL RIGHTS RESEVED

© 2025 SEMESTA BERCERITA - ALL RIGHTS RESEVED

© 2025 SEMESTA BERCERITA - ALL RIGHTS RESEVED

SEMESTA

MENU

SEMESTA

MENU

SEMESTA

MENU