Romance

Romance

Romance

21 Februari 2024

Mencintai Dalam Hening

Di sebuah kota kecil di tepi laut, hidup seorang perempuan bernama Sienna. Setiap senja, ia duduk di kafe kecil di tepi pantai, mengamati ombak yang bergulung, dan menikmati cahaya jingga yang menari di cakrawala. Ia selalu membawa buku catatan kecil di mana ia menulis tentang hidupnya, tentang mimpi-mimpinya, dan tentang seseorang yang tak pernah ia kenal secara nyata—seorang pria yang selalu muncul dalam mimpinya.

Pria itu memiliki nama yang ia ciptakan sendiri, Luka. Dalam mimpinya, Luka selalu hadir di saat-saat senja. Mereka berbicara, tertawa, dan berbagi cerita seolah mereka sudah mengenal satu sama lain sepanjang hidup. Namun, saat ia terbangun, yang tersisa hanyalah rasa rindu yang membara untuk seseorang yang mungkin tidak pernah ada.

Hidup Sienna berubah pada suatu senja. Saat ia sedang menulis di kafe favoritnya, seorang pria asing berjalan masuk dan duduk di meja di sudut ruangan. Ia tampak tenang, tetapi ada sesuatu yang membuat Sienna tak bisa berhenti memperhatikannya. Pria itu mengenakan kemeja putih dengan lengan tergulung, rambutnya berantakan oleh angin laut, dan senyum kecil menghiasi wajahnya saat ia memesan kopi.

Ketika pandangan mereka bertemu, Sienna merasa ada sesuatu yang familiar. Pria itu tersenyum padanya, dan entah mengapa, hatinya berdebar kencang. "Apa aku mengenalnya?" pikir Sienna. Tapi ia yakin mereka belum pernah bertemu sebelumnya.

Pria itu, yang akhirnya memperkenalkan dirinya sebagai Luka, mulai berbicara dengannya. Mereka berbagi cerita tentang laut, senja, dan kebetulan-kebetulan kecil yang terasa seperti takdir. Luka berkata bahwa ia baru saja pindah ke kota itu untuk mencari kedamaian setelah kehilangan seseorang yang berarti baginya. Sienna, yang biasanya pendiam, merasa nyaman berbicara dengannya. Mereka menghabiskan senja itu dengan percakapan yang mengalir tanpa henti.

Hari-hari berlalu, dan Luka menjadi bagian dari rutinitas Sienna. Mereka bertemu setiap senja di kafe itu, berbagi cerita dan mimpi. Sienna merasa bahwa Luka adalah bagian dari dirinya yang selama ini hilang, dan Luka mengaku bahwa ia merasa hidupnya lebih berwarna sejak bertemu dengannya.

Namun, ada sesuatu yang aneh. Luka tidak pernah berbicara tentang masa lalunya dengan detail. Ia selalu menghindari pertanyaan tentang dari mana ia berasal atau mengapa ia memilih kota itu. Sienna, meskipun penasaran, tidak pernah memaksa. Ia takut jika ia bertanya terlalu banyak, Luka akan pergi.

Pada suatu senja, Sienna memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya. Ia telah menulis sebuah surat untuk Luka, berisi semua hal yang ia rasakan sejak pertama kali mereka bertemu. Ketika Luka tiba di kafe, Sienna menyerahkan surat itu padanya. Luka membacanya dengan senyuman kecil di wajahnya, tetapi ada kilatan kesedihan di matanya.

"Sienna," kata Luka setelah selesai membaca, "Aku juga memiliki perasaan yang sama. Tetapi ada sesuatu yang harus kau tahu."

Sienna terdiam, hatinya mulai terasa berat. "Apa itu?"

"Aku bukanlah seseorang yang bisa kau miliki," kata Luka dengan suara lembut. "Aku datang ke sini untuk mengucapkan selamat tinggal, untuk menyelesaikan apa yang belum selesai."

Sienna tidak mengerti. "Apa maksudmu? Kau ada di sini, bersamaku."

Luka tersenyum sedih. "Aku hanyalah sebuah bayangan, Sienna. Aku telah pergi dari dunia ini sejak lama. Tapi cintamu memanggilku kembali, dan aku tidak bisa mengabaikanmu."

Air mata mengalir di pipi Sienna. Ia tidak ingin percaya, tetapi kata-kata Luka terasa benar. "Jadi... kau hanyalah mimpi?"

"Bukan mimpi," jawab Luka. "Aku nyata, di sini, saat ini. Tetapi aku tidak bisa tinggal lebih lama lagi."

Senja itu menjadi saksi perpisahan mereka. Luka memeluk Sienna untuk terakhir kalinya, lalu perlahan-lahan menghilang di bawah cahaya jingga. Sienna hanya bisa berdiri di sana, merasakan kehangatan pelukan terakhirnya.

Meski Luka telah pergi, ia tetap hidup dalam hati Sienna. Setiap senja, ia kembali ke kafe itu, menulis tentang mereka, tentang cinta yang singkat tetapi abadi. Luka mungkin hanyalah bayangan, tetapi ia telah mengubah hidup Sienna selamanya.

Dan dalam hening senja, Sienna selalu merasa bahwa Luka masih ada di sana, di antara ombak dan cahaya jingga, mencintainya dari kejauhan.

Get Notifications For Each Fresh Post

Get Notifications For Each Fresh Post

Get Notifications For Each Fresh Post