Mystery

Mystery

Mystery

13 Februari 2024

Bayang-Bayang di Balik Kegelapan

"Bayang-Bayang di Balik Kegelapan"

Rara baru saja pindah ke sebuah rumah tua di pinggiran kota, sebuah rumah dengan sejarah kelam yang ia belum tahu. Awalnya, ia hanya terpesona oleh keindahan arsitektur klasiknya, dengan jendela-jendela besar yang memancarkan suasana magis. Namun, sejak malam pertama, ia merasa ada sesuatu yang tidak biasa.

Ketukan pertama terdengar ketika ia sedang membereskan ruang tamu. Ia menoleh ke arah jendela besar, tetapi tidak ada siapa pun di luar. Ia mengabaikannya, berpikir itu hanya suara ranting yang terbawa angin. Tapi ketukan itu terdengar lagi—kali ini lebih keras dan berirama, seperti seseorang yang memanggilnya.

Ia mendekati jendela dengan hati-hati. Ketika tirai dibuka, bayangan samar seorang wanita terlihat di luar, berdiri di taman yang gelap. Rambut panjangnya berantakan, dan wajahnya tertutup bayangan. Rara menatapnya, mencoba memastikan apa yang dilihatnya. Seketika, wanita itu menghilang seperti kabut yang ditiup angin.

Semalaman, Rara tidak bisa tidur. Angin berdesir, menciptakan melodi menakutkan melalui celah-celah rumah. Sekitar pukul dua pagi, ia mendengar langkah kaki di lantai bawah. Suara itu berat dan pelan, seperti ada yang menyeret sesuatu.

Dengan jantung berdebar, Rara turun ke bawah, membawa senter kecil. Ketika ia sampai di ruang tamu, jendela besar yang sebelumnya terkunci rapat kini terbuka lebar. Angin dingin menerpa wajahnya, membawa aroma basah tanah dan sesuatu yang tidak ia kenali—aroma kematian.

Di kaca jendela, ada tulisan samar yang terbentuk dari embun: "Pergilah."

Rara merasa tubuhnya menggigil. Ia buru-buru menutup jendela dan kembali ke kamar, tetapi ketukan itu terus terdengar di jendela kamarnya. Dengan nekat, ia membuka tirai, dan di sana wanita itu kembali berdiri. Kali ini, wajahnya terlihat jelas—pucat, dengan mata yang kosong seperti lubang hitam.

Esok harinya, Rara mencari tahu tentang rumah itu. Tetangga terdekat, Bu Ratna, menceritakan kisah yang mengerikan. "Rumah itu dulu milik seorang wanita bernama Lila. Dia bunuh diri dengan melompat dari jendela besar di ruang tamu setelah bertahun-tahun dikurung oleh suaminya. Roh Lila tidak pernah pergi."

Rara mendengar cerita itu dengan tubuh gemetar. Ia ingin meninggalkan rumah itu, tetapi sesuatu membuatnya kembali—rasa penasaran yang berbahaya. Malam berikutnya, ia memutuskan untuk menghadapi roh itu. Ia duduk di ruang tamu dengan lilin menyala, menunggu kehadiran Lila.

Tepat tengah malam, suara langkah kaki terdengar. Jendela terbuka dengan sendirinya, dan angin dingin memenuhi ruangan. Lila muncul, melayang dengan gerakan halus seperti asap. "Kamu tidak seharusnya di sini," bisiknya, suaranya seperti angin yang menembus tulang.

Rara mencoba berbicara, tetapi suaranya tercekat. Dengan cepat, Lila mendekat dan meraih tangan Rara. Dalam sekejap, kilatan memori melintas di kepala Rara—penderitaan Lila, pengkhianatan suaminya, dan malam kematiannya.

“Pergilah,” bisik Lila sekali lagi, kali ini dengan nada penuh permohonan.

Rara akhirnya sadar bahwa Lila hanya ingin kedamaian. Dengan penuh rasa haru, ia memutuskan meninggalkan rumah itu. Namun, saat ia melangkah pergi, ia melihat sosok Lila berdiri di jendela, tersenyum tipis, seolah mengucapkan selamat tinggal.

Rara tidak pernah kembali ke rumah itu lagi. Namun, setiap kali ia melihat jendela besar di tempat lain, ia selalu merasa seperti sedang diawasi.

Get Notifications For Each Fresh Post

Get Notifications For Each Fresh Post

Get Notifications For Each Fresh Post