Bayang-Bayang di Balik Kegelapan

Rian Permadi

Penulis

WAKTU :

Saturday, April 13, 2024

KATEGORI :

"Bayang-Bayang di Balik Kegelapan"

Rara baru saja pindah ke sebuah rumah tua di pinggiran kota, sebuah rumah dengan sejarah kelam yang ia belum tahu. Awalnya, ia hanya terpesona oleh keindahan arsitektur klasiknya, dengan jendela-jendela besar yang memancarkan suasana magis. Namun, sejak malam pertama, ia merasa ada sesuatu yang tidak biasa.

Ketukan pertama terdengar ketika ia sedang membereskan ruang tamu. Ia menoleh ke arah jendela besar, tetapi tidak ada siapa pun di luar. Ia mengabaikannya, berpikir itu hanya suara ranting yang terbawa angin. Tapi ketukan itu terdengar lagi, kali ini lebih keras dan berirama, seperti seseorang yang memanggilnya.

Ia mendekati jendela dengan hati-hati. Ketika tirai dibuka, bayangan samar seorang wanita terlihat di luar, berdiri di taman yang gelap. Rambut panjangnya berantakan, dan wajahnya tertutup bayangan. Rara menatapnya, mencoba memastikan apa yang dilihatnya. Seketika, wanita itu menghilang seperti kabut yang ditiup angin.

Semalaman, Rara tidak bisa tidur. Angin berdesir, menciptakan melodi menakutkan melalui celah-celah rumah. Sekitar pukul dua pagi, ia mendengar langkah kaki di lantai bawah. Suara itu berat dan pelan, seperti ada yang menyeret sesuatu.

Dengan jantung berdebar, Rara turun ke bawah, membawa senter kecil. Ketika ia sampai di ruang tamu, jendela besar yang sebelumnya terkunci rapat kini terbuka lebar. Angin dingin menerpa wajahnya, membawa aroma basah tanah dan sesuatu yang tidak ia kenali, aroma kematian.

Di kaca jendela, ada tulisan samar yang terbentuk dari embun: "Pergilah."

Rara merasa tubuhnya menggigil. Ia buru-buru menutup jendela dan kembali ke kamar, tetapi ketukan itu terus terdengar di jendela kamarnya. Dengan nekat, ia membuka tirai, dan di sana wanita itu kembali berdiri. Kali ini, wajahnya terlihat jelas, pucat, dengan mata yang kosong seperti lubang hitam.

Esok harinya, Rara mencari tahu tentang rumah itu. Tetangga terdekat, Bu Ratna, menceritakan kisah yang mengerikan. "Rumah itu dulu milik seorang wanita bernama Lila. Dia bunuh diri dengan melompat dari jendela besar di ruang tamu setelah bertahun-tahun dikurung oleh suaminya. Roh Lila tidak pernah pergi."

Rara mendengar cerita itu dengan tubuh gemetar. Ia ingin meninggalkan rumah itu, tetapi sesuatu membuatnya kembali, rasa penasaran yang berbahaya. Malam berikutnya, ia memutuskan untuk menghadapi roh itu. Ia duduk di ruang tamu dengan lilin menyala, menunggu kehadiran Lila.

Tepat tengah malam, suara langkah kaki terdengar. Jendela terbuka dengan sendirinya, dan angin dingin memenuhi ruangan. Lila muncul, melayang dengan gerakan halus seperti asap. "Kamu tidak seharusnya di sini," bisiknya, suaranya seperti angin yang menembus tulang.

Rara mencoba berbicara, tetapi suaranya tercekat. Dengan cepat, Lila mendekat dan meraih tangan Rara. Dalam sekejap, kilatan memori melintas di kepala Rara, penderitaan Lila, pengkhianatan suaminya, dan malam kematiannya.

“Pergilah,” bisik Lila sekali lagi, kali ini dengan nada penuh permohonan.

Rara akhirnya sadar bahwa Lila hanya ingin kedamaian. Dengan penuh rasa haru, ia memutuskan meninggalkan rumah itu. Namun, saat ia melangkah pergi, ia melihat sosok Lila berdiri di jendela, tersenyum tipis, seolah mengucapkan selamat tinggal.

Rara tidak pernah kembali ke rumah itu lagi. Namun, setiap kali ia melihat jendela besar di tempat lain, ia selalu merasa seperti sedang diawasi.

TOP CONTRIBUTOR

Of The Month

JANGAN LEWATKAN CERITA BARU

Ikuti kabar, cerita, dan apresiasi terbaru. Jadilah Penjelajah Cerita yang selalu terhubung.

Satu cara kecil untuk tetap terhubung dengan semesta yang kamu cintai.

TOP CONTRIBUTOR

Of The Month

JANGAN LEWATKAN CERITA BARU

Ikuti kabar, cerita, dan apresiasi terbaru. Jadilah Penjelajah Cerita yang selalu terhubung.

Satu cara kecil untuk tetap terhubung dengan semesta yang kamu cintai.

TOP CONTRIBUTOR

Of The Month

JANGAN LEWATKAN CERITA BARU

Ikuti kabar, cerita, dan apresiasi terbaru. Jadilah Penjelajah Cerita yang selalu terhubung.

Satu cara kecil untuk tetap terhubung dengan semesta yang kamu cintai.

PENGHARGAN BULANAN — TOP CONTRIBUTOR

Jadilah Kontributor Terbaik dan raih apresiasi setiap bulan. Dapatkan Merchandise Eksklusif dari Semesta Bercerita sebagai bentuk penghargaan atas kontribusimu.

Kami menghargai setiap Penjelajah Cerita yang hadir, berinteraksi, dan menjaga semesta ini tetap hidup. Setiap bulan, kami akan memilih Top Contributor — mereka yang aktif membagikan snap story, meninggalkan komentar, melakukan tag, dan ikut bersuara di setiap kisah yang kami bagikan. Karena setiap dukungan, sekecil apa pun, berarti bagi semesta ini.

PENGHARGAN BULANAN — TOP CONTRIBUTOR

Jadilah Kontributor Terbaik dan raih apresiasi setiap bulan. Dapatkan Merchandise Eksklusif dari Semesta Bercerita sebagai bentuk penghargaan atas kontribusimu.

Kami menghargai setiap Penjelajah Cerita yang hadir, berinteraksi, dan menjaga semesta ini tetap hidup. Setiap bulan, kami akan memilih Top Contributor — mereka yang aktif membagikan snap story, meninggalkan komentar, melakukan tag, dan ikut bersuara di setiap kisah yang kami bagikan. Karena setiap dukungan, sekecil apa pun, berarti bagi semesta ini.

PENGHARGAN BULANAN — TOP CONTRIBUTOR

Jadilah Kontributor Terbaik dan raih apresiasi setiap bulan. Dapatkan Merchandise Eksklusif dari Semesta Bercerita sebagai bentuk penghargaan atas kontribusimu.

Kami menghargai setiap Penjelajah Cerita yang hadir, berinteraksi, dan menjaga semesta ini tetap hidup. Setiap bulan, kami akan memilih Top Contributor — mereka yang aktif membagikan snap story, meninggalkan komentar, melakukan tag, dan ikut bersuara di setiap kisah yang kami bagikan. Karena setiap dukungan, sekecil apa pun, berarti bagi semesta ini.

Di dunia yang terus berlari, kita perlahan kehilangan jeda untuk benar-benar merasa. Banyak hal dibiarkan mengendap; kata yang tidak sempat terucap, perasaan yang tidak tahu harus pulang ke mana. Kita tertawa di hadapan ramai, namun diam-diam menyimpan sunyi yang memantul di dalam dada. Lalu waktu berlalu begitu saja. Tanpa kita sadari, ada bagian dari diri yang ingin didengar, ingin dipeluk, ingin diberi ruang untuk jujur tanpa harus kuat setiap saat.


Semesta Bercerita tercipta sebagai ruang yang pelan, tempat kata menemukan makna, luka menemukan jeda, dan jiwa beristirahat tanpa perlu menyembunyikan apa-apa. Di sini, setiap kisah dihargai, setiap suara berarti, dan setiap rasa diterima apa adanya. Kami percaya bahwa cerita mampu menyembuhkan, mempertemukan, dan menyalakan kembali cahaya kecil di dalam diri. Di antara sunyi dan suara, kita akan tumbuh bersama: menulis, mendengar, dan saling menguatkan, satu cerita pada satu waktu.

Di dunia yang terus berlari, kita perlahan kehilangan jeda untuk benar-benar merasa. Banyak hal dibiarkan mengendap; kata yang tidak sempat terucap, perasaan yang tidak tahu harus pulang ke mana. Kita tertawa di hadapan ramai, namun diam-diam menyimpan sunyi yang memantul di dalam dada. Lalu waktu berlalu begitu saja. Tanpa kita sadari, ada bagian dari diri yang ingin didengar, ingin dipeluk, ingin diberi ruang untuk jujur tanpa harus kuat setiap saat.


Semesta Bercerita tercipta sebagai ruang yang pelan, tempat kata menemukan makna, luka menemukan jeda, dan jiwa beristirahat tanpa perlu menyembunyikan apa-apa. Di sini, setiap kisah dihargai, setiap suara berarti, dan setiap rasa diterima apa adanya. Kami percaya bahwa cerita mampu menyembuhkan, mempertemukan, dan menyalakan kembali cahaya kecil di dalam diri. Di antara sunyi dan suara, kita akan tumbuh bersama: menulis, mendengar, dan saling menguatkan, satu cerita pada satu waktu.

Di dunia yang terus berlari, kita perlahan kehilangan jeda untuk benar-benar merasa. Banyak hal dibiarkan mengendap; kata yang tidak sempat terucap, perasaan yang tidak tahu harus pulang ke mana. Kita tertawa di hadapan ramai, namun diam-diam menyimpan sunyi yang memantul di dalam dada. Lalu waktu berlalu begitu saja. Tanpa kita sadari, ada bagian dari diri yang ingin didengar, ingin dipeluk, ingin diberi ruang untuk jujur tanpa harus kuat setiap saat.


Semesta Bercerita tercipta sebagai ruang yang pelan, tempat kata menemukan makna, luka menemukan jeda, dan jiwa beristirahat tanpa perlu menyembunyikan apa-apa. Di sini, setiap kisah dihargai, setiap suara berarti, dan setiap rasa diterima apa adanya. Kami percaya bahwa cerita mampu menyembuhkan, mempertemukan, dan menyalakan kembali cahaya kecil di dalam diri. Di antara sunyi dan suara, kita akan tumbuh bersama: menulis, mendengar, dan saling menguatkan, satu cerita pada satu waktu.

© 2025 SEMESTA BERCERITA - ALL RIGHTS RESEVED

© 2025 SEMESTA BERCERITA - ALL RIGHTS RESEVED

© 2025 SEMESTA BERCERITA - ALL RIGHTS RESEVED

SEMESTA

MENU

SEMESTA

MENU

SEMESTA

MENU