1 mars 2024
"Rumah Cermin"
Di sebuah kota kecil yang sunyi, terdapat sebuah rumah tua yang dijuluki "Rumah Cermin" oleh penduduk setempat. Rumah itu terkenal karena dihiasi dengan cermin besar di hampir setiap sudutnya, peninggalan pemilik lama yang dikenal sebagai kolektor benda-benda aneh. Tak ada yang tinggal di rumah itu selama bertahun-tahun, hingga pasangan muda, Aditya dan Siska, memutuskan untuk membelinya.
“Kita bisa membuatnya jadi tempat tinggal yang indah,” ujar Siska dengan mata berbinar. Namun, sejak mereka pindah, suasana di rumah itu terasa ganjil. Cermin-cermin tua memantulkan bayangan aneh, dan suara-suara samar sering terdengar di malam hari.
Pada suatu malam, saat Aditya sedang bekerja di ruang tamu, ia melihat sesuatu di salah satu cermin besar di dinding. Bayangan seseorang berdiri di belakangnya, tapi saat ia menoleh, tak ada siapa-siapa. Ia mencoba meyakinkan dirinya bahwa itu hanya ilusi, tetapi perasaan diawasi tak pernah hilang.
Beberapa hari kemudian, Siska mulai mengalami hal serupa. Saat membersihkan kamar tidur, ia melihat seorang wanita dengan gaun hitam panjang di cermin, berdiri mematung sambil menatapnya. Namun, saat ia berbalik, ruangan itu kosong. Wajah Siska memucat, dan ia segera mencari Aditya.
“Kita harus memeriksa sejarah rumah ini,” kata Siska dengan nada cemas. Mereka menemukan catatan lama yang menceritakan bahwa rumah itu pernah dimiliki oleh seorang perempuan bernama Ratri, yang dikenal sebagai penyihir. Ia menghilang secara misterius setelah dituduh membunuh suaminya. Desas-desus mengatakan bahwa Ratri menggunakan cermin-cermin itu untuk memerangkap roh orang yang mengusiknya.
Aditya tidak percaya. “Ini hanya cerita lama untuk menakut-nakuti orang,” ujarnya. Tapi malam itu, sesuatu yang mengerikan terjadi.
Saat mereka tidur, suara retakan terdengar dari ruang tamu. Mereka berdua terbangun, dan dengan hati-hati memeriksa asal suara. Salah satu cermin besar di ruang tamu retak, membentuk pola seperti jaring laba-laba. Dari balik retakan itu, muncul tangan pucat yang berusaha meraih keluar.
Siska menjerit, dan mereka berlari ke luar rumah. Dari kejauhan, mereka melihat bayangan seorang wanita berdiri di depan cermin, dengan mata hitam pekat yang memancarkan kebencian. Wanita itu membuka mulut, tetapi suara yang keluar terdengar seperti ribuan jeritan sekaligus.
Mereka segera memanggil seorang paranormal, yang menyarankan mereka untuk membakar rumah itu bersama semua cermin di dalamnya. “Roh itu tidak akan pernah membiarkan kalian hidup tenang jika cermin-cermin ini masih ada,” ujar sang paranormal.
Dengan berat hati, mereka mengikuti saran tersebut. Rumah tua itu terbakar hingga menjadi abu, tetapi saat api menyala, mereka mendengar suara tawa melengking yang bergema di udara malam.
Meski rumah itu lenyap, Aditya dan Siska tidak pernah benar-benar merasa aman. Setiap kali mereka melewati cermin, mereka merasa bayangan Ratri masih mengintai, menunggu saat yang tepat untuk kembali.