Conception

Conception

Conception

15 mars 2022

Bayangan di Balik Jendela

Di sebuah apartemen kecil di tengah kota yang sibuk, seorang wanita bernama Maya menjalani hari-harinya dengan rutinitas yang monoton. Maya adalah seorang penulis cerita pendek yang sedang mengalami kebuntuan ide. Ia sering menghabiskan malam di depan jendela kamarnya, memandang ke arah lampu-lampu kota yang berkilauan, berharap menemukan inspirasi.

Namun, sejak seminggu yang lalu, sesuatu yang aneh mulai terjadi.

Setiap malam, saat jam menunjukkan pukul sebelas, Maya merasa ada seseorang yang mengawasinya dari jendela apartemen di seberang. Apartemen itu gelap dan kosong, tetapi Maya selalu merasakan tatapan yang menusuk. Ia mencoba mengabaikan perasaan itu, tetapi semakin malam, rasa takutnya semakin nyata.

Suatu malam, Maya memutuskan untuk menutup tirai. Tapi sebelum tirai itu tertutup sepenuhnya, ia melihat sesuatu—sebuah bayangan bergerak di jendela apartemen seberang. Maya terkejut, tapi ia mencoba meyakinkan dirinya bahwa itu hanya imajinasinya. "Mungkin hanya pantulan cahaya," gumamnya pelan, mencoba mengusir rasa cemas.

Namun, rasa penasaran menguasai dirinya. Maya mulai mencatat setiap kejadian aneh yang ia alami. Setiap malam, ia melihat bayangan itu semakin jelas. Bayangan itu menyerupai seorang pria dengan postur tinggi, berdiri diam di balik jendela. Tak ada gerakan, tak ada suara, hanya kehadiran yang membekukan.

Puncaknya terjadi pada malam keempat belas. Saat Maya sedang mengetik di meja kerjanya, ia mendengar suara ketukan pelan di jendela. Jantungnya hampir berhenti. Ia perlahan menoleh, dan untuk pertama kalinya, ia melihat bayangan itu tidak lagi berada di jendela apartemen seberang—melainkan di jendelanya sendiri.

Maya terkejut, tetapi keberanian aneh muncul dalam dirinya. Ia mendekati jendela, mencoba melihat lebih jelas. Namun, saat ia membuka tirai, jendelanya kosong. Tidak ada siapa-siapa di luar sana, hanya kota yang terang benderang. Tapi Maya menemukan sesuatu yang membuat bulu kuduknya berdiri—jejak tangan yang basah di kaca jendela.

Ketakutan bercampur penasaran, Maya memutuskan untuk mencari tahu. Keesokan harinya, ia bertanya kepada penjaga apartemen tentang unit di seberang jendelanya. Penjaga itu tampak ragu sebelum akhirnya berkata, "Apartemen itu kosong selama lima tahun. Penghuninya meninggal di dalam kamar karena serangan jantung. Tapi... beberapa orang bilang mereka melihat sesuatu di sana, terutama di malam hari."

Maya merasa tubuhnya gemetar. Namun, alih-alih menjauh, ia merasa ada sesuatu yang menghubungkannya dengan bayangan itu. Sebagai penulis, Maya selalu mencari cerita, dan mungkin, bayangan itu adalah cerita yang selama ini ia cari.

Malam itu, Maya kembali duduk di depan jendelanya. Ia menyalakan lampu meja, membiarkan cahaya lembut menerangi ruangannya. Dengan tangan yang gemetar, ia mengetuk jendela tiga kali, mencoba berkomunikasi dengan bayangan itu. Untuk beberapa saat, tidak ada yang terjadi. Namun, tiba-tiba, jendela apartemen seberang menyala dengan redup, dan bayangan pria itu muncul kembali.

Bayangan itu mengangkat tangan, memberi isyarat agar Maya menulis. Dalam sekejap, Maya merasa seolah sebuah aliran energi menguasai dirinya. Ia mulai mengetik tanpa henti, seolah-olah tangannya digerakkan oleh sesuatu yang tak terlihat. Cerita yang ia tulis terasa nyata, seperti mencatat sebuah kisah yang sudah lama terlupakan.

Ketika fajar tiba, Maya menyadari bahwa ia telah menyelesaikan sebuah cerita. Cerita itu bercerita tentang seorang pria yang kehilangan keluarga dan hidup dalam kesendirian hingga akhirnya meninggal dalam keputusasaan. Saat membaca ulang, Maya merasa air matanya mengalir. Itu bukan hanya cerita; itu adalah pengakuan.

Maya menatap jendela seberang. Untuk pertama kalinya, apartemen itu gelap sepenuhnya, tanpa bayangan atau tanda kehidupan. Ia merasa lega, seolah-olah pria itu telah menemukan kedamaian. Maya menutup laptopnya dan tersenyum kecil. Ia telah menemukan cerita, tetapi lebih dari itu, ia telah menjadi jembatan bagi jiwa yang terjebak dalam kegelapan.

Dan sejak malam itu, Maya tidak pernah merasa diawasi lagi. Namun, setiap kali ia menulis, ia selalu menyisihkan waktu untuk memandang ke arah jendela, berharap menemukan inspirasi baru—atau mungkin, bayangan lain yang butuh didengar.

Recevoir des notifications pour chaque nouveau message

Recevoir des notifications pour chaque nouveau message

Recevoir des notifications pour chaque nouveau message

© 2023 Il s'agit d'un Moise modèle alimenté par Framer.

© 2023 Il s'agit d'un Moise modèle alimenté par Framer.

© 2023 Il s'agit d'un Moise modèle alimenté par Framer.