Untukmu, yang Tidak Pernah Tahu

Jante

Penulis | Top 10 "Cinta dalam Cerita"

WAKTU :

Monday, March 4, 2024

KATEGORI :

PANAS. Terik matahari terasa seperti garam yang ditabur di atas luka terbuka, meski begitu, aku tidak bisa melakukan apa-apa dengan tangan dan kaki yang terikat.

Aku berada di penjara ruang terbuka, bersama satu sipir yang duduk di bawah bayang-bayang kanopi yang tersedia. Hari ini, aku akan mati, dan ini adalah permintaan terakhir yang aku ajukan: satu buah pena dan beberapa lembar kertas.

Di saat-saat terakhir ini, yang aku pikirkan hanya kamu — satu-satunya alasan aku mentolerir teriknya matahari. Aku sangat suka jika bias sinarnya menimpa wajahmu. Manis sekali, terlihat hangat.

Juga kedua mata yang berkilau, seolah Pencipta kita menyimpan seluruh langit musim kemarau yang dipenuhi rasi bintang di sana. Jujur, mungkin bagimu ini terdengar omong kosong, tapi aku mencintaimu. Segala tentang kamu. Bagaimana kamu begitu beraninya berjalan meski Bumi semakin tua, dan manusia-manusia kulihat makin buas tingkahnya. Wajahmu juga unik, aku suka.

Tidak pernah kamu sadari mungkin, kalau kelahiranmu dirayakan oleh apa yang ada di sekelilingmu — bagaimana kamu diam-diam membuat mereka merasa senang atas adanya satu eksistensi: kamu.

Aku juga termasuk ke dalam kelompok yang kegirangan itu.

Aku sering mengusahakan beberapa hal untukmu, hal kecil yang merupakan batasan di mana aku diperbolehkan untuk ikut campur dengan duniamu. Aku memanipulasi algoritma media sosialmu, menyisipkan film dan lagu yang kamu suka, barang yang sering kamu bicarakan, atau dengan sedikit memaksa juga aku tarik saja beberapa video yang aku pikir menghibur kamu kalau kamu sedang sedih.

Terkadang aku juga iseng, dengan sengaja menyembunyikan barangmu dan mengembalikannya di tempat semula. Hehe. Maaf ya, sayang.

Eh, apakah kamu geli aku panggil sayang? Terserah, maunya aku begitu. Toh, ini adalah pengakuan yang aku nantikan meskipun karena perasaan remeh yang namanya cinta ternyata cukup menyenangkan.

Bingung? Kamu sepertinya tidak paham sejauh mana menariknya kamu.

Aku juga pernah memaksa untuk berada di dekatmu. Diam-diam, meskipun sangat menguras energi. Coba, pernah tidak kamu berpapasan dengan seseorang yang terasa familiar, tapi kamu tidak merasa mengenalnya sama sekali?

Atau mungkin kamu tidak sengaja menangkap basah seseorang itu tersenyum kepadamu lalu berlalu begitu saja?

Atau, kamu ingat tidak dengan sosok yang ada di mimpimu dan wajahnya tidak jelas meski kamu ingat-ingat? Itu semua adalah kerjaanku karena tidak tahan ingin berada di satu ruang yang sama denganmu.

Ada juga kalanya jika kamu tidak ingat mimpimu sama sekali, itu artinya aku terpaksa menghapusnya karena aku melanggar protokol yang bisa membahayakanmu — kemungkinan besar kamu telah melihat wajahku dengan jelas.

Ah, mendadak congkak di hatiku hilang. Aku menulis ini sambil melirik ke arah beberapa regu tembak yang berdiri menunggu aku selesai menulis.

Spesiesku takut karena aku ketahuan jatuh cinta kepadamu.

Tapi dipikir-pikir, mati dengan mencintaimu tanpa tahu kamu akan bahagia dengan takdirmu sepertinya lebih baik. Lagi pula, umurku jauh lebih panjang dari kamu.

Aku tidak bisa membayangkan jika suatu hari nanti aku akan pikun, setengah gila saat menyentuh dua abad, dan pada satu hari sial tiba-tiba aku ingat padamu — berpikir, kemana cinta buta yang aku agung-agungkan pergi?

Lalu akhirnya aku cuma bisa menangis, karena aku — secara hukum alam — memang tidak akan pernah bisa berakhir bersamamu. Konyol.

Andai kamu tahu betapa marahnya aku tiap kali aku tahu ada yang menyakitimu? Atau tiap kamu bercermin dan mengeluh soal tampangmu? Haduh.

Hampir-hampir sering aku melanggar batas untuk langsung ikut campur perkara bangsamu. Aku selalu berdoa pada Pencipta agar kamu jauh dari hal-hal yang membuat kamu celaka — tanpa tahu kalau satu dari sekian hal itu adalah aku sendiri.

Spesiesku, yang hanya disebut dalam dongeng dan beberapa teori konspirasi yang bikin aku tertawa kencang.

Mungkin kematianku akan jadi jawaban dari doaku sendiri, agar satu marabahaya terhapuskan dari jalan takdirmu — yang sialnya dicintai begitu gila olehku.

Entahlah, aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku jika peluru uranium itu kena tubuhku.

Apakah aku akan usai menghilang? Atau aku akan masuk ke suatu alam yang bangsamu percaya sebagai akhirat dan bertemu dengan Pencipta?

Jika iya, boleh tidak aku dengan sombongnya meminta kamu? Berharap kalau Pencipta memperbolehkan aku setidaknya bersama makhluk yang Ia sayangi sepertimu?

Hahaha. Cukup sombong ya bagi tersangka yang akan tamat. Lagipula aku tidak akan pernah tahu perasaanmu jika tulisan ini sampai kepadamu. Aku tidak terlalu peduli, karena saat ini pun, setelah kamu mengetahui apa yang tertulis, kamu sudah mencintai orang lain — yang jelas-jelas dari bangsamu juga. Selamat, deh.

Oh iya. Aku juga ingin minta maaf akan satu hal.

Mungkin karena aku keseringan memasuki alam bawah sadarmu, dengan kemampuan spesiesku, kamu jadi sering mengalami perubahan emosi yang terlalu pesat — terutama jika ada rasa sedih atau kesal tak beralasan.

Sebenarnya, itu adalah residu dari eksistensiku yang ada pada dirimu. Sekali lagi, maafkan aku.

Makhluk gila mana yang tidak merasakan kesal dan sedih kalau apa yang dia cintai terlihat nyaman-nyaman saja tanpa dirinya? Tidak ada.

Kadang juga aku berandai-andai, adakah kehidupan lain di mana aku bisa lebih leluasa untuk mencintaimu?

Seperti kita ngemil berdua di kafe sambil berbicara sewajarnya?

Atau jikalau aku cukup diberkati oleh Pencipta, mungkin aku bisa lebih kurang ajar — aku akan langsung minta kamu untuk jadi milikku.

Kalau kamu mau, aku mau minta cium, ah. Hehe. Tapi masa bodoh deh, jelas di dimensi atau di kehidupan manapun, aku sih jelas-jelas mencintai kamu. Seperti sekarang.

Berhubung waktu milikku sudah habis, aku mendoakanmu, biar semua rasa sakit besar yang akan datang padamu kupinta sambil bersujud pada Pencipta supaya Dia berikan kamu ujian yang lebih ringan.

Teruskan hidupmu di kehidupan yang ini. Berbahagialah kamu dan segala berkat dari Pencipta yang Dia sematkan di tubuh dan jiwamu.

Selamat menjalankan hidup dan merayakan eksistensimu. Kamu adalah jawaban dari segala penyesalan di hidupku — jadi satu-satunya cinta yang ada dalam hidupku tanpa kamu ketahui adanya.

Jika suatu hari nanti kamu merasakan ada rasa kehilangan, atau kehampaan yang tidak kamu mengerti darimana asalnya, anggaplah itu adalah aku.

Entah pesan ini akan sampai padamu lewat media apa, tetapi yang jelas, ingatlah: jiwaku akan selalu ada bersamamu.

Agartha, 02 Februari 2025.

TOP CONTRIBUTOR

Of The Month

JANGAN LEWATKAN CERITA BARU

Ikuti kabar, cerita, dan apresiasi terbaru. Jadilah Penjelajah Cerita yang selalu terhubung.

Satu cara kecil untuk tetap terhubung dengan semesta yang kamu cintai.

TOP CONTRIBUTOR

Of The Month

JANGAN LEWATKAN CERITA BARU

Ikuti kabar, cerita, dan apresiasi terbaru. Jadilah Penjelajah Cerita yang selalu terhubung.

Satu cara kecil untuk tetap terhubung dengan semesta yang kamu cintai.

TOP CONTRIBUTOR

Of The Month

JANGAN LEWATKAN CERITA BARU

Ikuti kabar, cerita, dan apresiasi terbaru. Jadilah Penjelajah Cerita yang selalu terhubung.

Satu cara kecil untuk tetap terhubung dengan semesta yang kamu cintai.

PENGHARGAN BULANAN — TOP CONTRIBUTOR

Jadilah Kontributor Terbaik dan raih apresiasi setiap bulan. Dapatkan Merchandise Eksklusif dari Semesta Bercerita sebagai bentuk penghargaan atas kontribusimu.

Kami menghargai setiap Penjelajah Cerita yang hadir, berinteraksi, dan menjaga semesta ini tetap hidup. Setiap bulan, kami akan memilih Top Contributor — mereka yang aktif membagikan snap story, meninggalkan komentar, melakukan tag, dan ikut bersuara di setiap kisah yang kami bagikan. Karena setiap dukungan, sekecil apa pun, berarti bagi semesta ini.

PENGHARGAN BULANAN — TOP CONTRIBUTOR

Jadilah Kontributor Terbaik dan raih apresiasi setiap bulan. Dapatkan Merchandise Eksklusif dari Semesta Bercerita sebagai bentuk penghargaan atas kontribusimu.

Kami menghargai setiap Penjelajah Cerita yang hadir, berinteraksi, dan menjaga semesta ini tetap hidup. Setiap bulan, kami akan memilih Top Contributor — mereka yang aktif membagikan snap story, meninggalkan komentar, melakukan tag, dan ikut bersuara di setiap kisah yang kami bagikan. Karena setiap dukungan, sekecil apa pun, berarti bagi semesta ini.

PENGHARGAN BULANAN — TOP CONTRIBUTOR

Jadilah Kontributor Terbaik dan raih apresiasi setiap bulan. Dapatkan Merchandise Eksklusif dari Semesta Bercerita sebagai bentuk penghargaan atas kontribusimu.

Kami menghargai setiap Penjelajah Cerita yang hadir, berinteraksi, dan menjaga semesta ini tetap hidup. Setiap bulan, kami akan memilih Top Contributor — mereka yang aktif membagikan snap story, meninggalkan komentar, melakukan tag, dan ikut bersuara di setiap kisah yang kami bagikan. Karena setiap dukungan, sekecil apa pun, berarti bagi semesta ini.

Di dunia yang terus berlari, kita perlahan kehilangan jeda untuk benar-benar merasa. Banyak hal dibiarkan mengendap; kata yang tidak sempat terucap, perasaan yang tidak tahu harus pulang ke mana. Kita tertawa di hadapan ramai, namun diam-diam menyimpan sunyi yang memantul di dalam dada. Lalu waktu berlalu begitu saja. Tanpa kita sadari, ada bagian dari diri yang ingin didengar, ingin dipeluk, ingin diberi ruang untuk jujur tanpa harus kuat setiap saat.


Semesta Bercerita tercipta sebagai ruang yang pelan, tempat kata menemukan makna, luka menemukan jeda, dan jiwa beristirahat tanpa perlu menyembunyikan apa-apa. Di sini, setiap kisah dihargai, setiap suara berarti, dan setiap rasa diterima apa adanya. Kami percaya bahwa cerita mampu menyembuhkan, mempertemukan, dan menyalakan kembali cahaya kecil di dalam diri. Di antara sunyi dan suara, kita akan tumbuh bersama: menulis, mendengar, dan saling menguatkan, satu cerita pada satu waktu.

Di dunia yang terus berlari, kita perlahan kehilangan jeda untuk benar-benar merasa. Banyak hal dibiarkan mengendap; kata yang tidak sempat terucap, perasaan yang tidak tahu harus pulang ke mana. Kita tertawa di hadapan ramai, namun diam-diam menyimpan sunyi yang memantul di dalam dada. Lalu waktu berlalu begitu saja. Tanpa kita sadari, ada bagian dari diri yang ingin didengar, ingin dipeluk, ingin diberi ruang untuk jujur tanpa harus kuat setiap saat.


Semesta Bercerita tercipta sebagai ruang yang pelan, tempat kata menemukan makna, luka menemukan jeda, dan jiwa beristirahat tanpa perlu menyembunyikan apa-apa. Di sini, setiap kisah dihargai, setiap suara berarti, dan setiap rasa diterima apa adanya. Kami percaya bahwa cerita mampu menyembuhkan, mempertemukan, dan menyalakan kembali cahaya kecil di dalam diri. Di antara sunyi dan suara, kita akan tumbuh bersama: menulis, mendengar, dan saling menguatkan, satu cerita pada satu waktu.

Di dunia yang terus berlari, kita perlahan kehilangan jeda untuk benar-benar merasa. Banyak hal dibiarkan mengendap; kata yang tidak sempat terucap, perasaan yang tidak tahu harus pulang ke mana. Kita tertawa di hadapan ramai, namun diam-diam menyimpan sunyi yang memantul di dalam dada. Lalu waktu berlalu begitu saja. Tanpa kita sadari, ada bagian dari diri yang ingin didengar, ingin dipeluk, ingin diberi ruang untuk jujur tanpa harus kuat setiap saat.


Semesta Bercerita tercipta sebagai ruang yang pelan, tempat kata menemukan makna, luka menemukan jeda, dan jiwa beristirahat tanpa perlu menyembunyikan apa-apa. Di sini, setiap kisah dihargai, setiap suara berarti, dan setiap rasa diterima apa adanya. Kami percaya bahwa cerita mampu menyembuhkan, mempertemukan, dan menyalakan kembali cahaya kecil di dalam diri. Di antara sunyi dan suara, kita akan tumbuh bersama: menulis, mendengar, dan saling menguatkan, satu cerita pada satu waktu.

© 2025 SEMESTA BERCERITA - ALL RIGHTS RESEVED

© 2025 SEMESTA BERCERITA - ALL RIGHTS RESEVED

© 2025 SEMESTA BERCERITA - ALL RIGHTS RESEVED

SEMESTA

MENU

SEMESTA

MENU

SEMESTA

MENU