Satu-satunya cara bagi Rembulan dan Surya berkomunikasi adalah dengan
meninggalkan catatan di halaman ensiklopedia yang mereka sama-sama baca.
Seperti biasa, sehabis bekerja, Rembulan menyempatkan diri untuk pergi ke rumah
sakit terbengkalai itu untuk membaca ensiklopedia. Salah satu ketakutan terbesarnya adalah
kemacetan yang tiba-tiba. Itu sebabnya ia selalu menciptakan alasan aneh untuk dapat pulang
lebih awal dari kantornya: Nenekku sakit atau Ada kurir menungguku di gerbang rumah atau
Nenekku (yang satu lagi) sakit atau Aku sudah tidak tahan untuk membuang hajat dari perut
semestaku. Rekan-rekannya berlagak mempercayainya, meskipun mereka sebenarnya tahu
bahwa perempuan itu sedang jatuh cinta. Mereka pun bertanya-tanya bagaimana wujud lelaki
itu, bagaimana sifatnya, bagaimana suaranya. Rembulan enggan menjawab pertanyaanpertanyaan itu. Ia hanya membeberkan sedikit: “Dia hanya hidup ketika malam hari.”
Halaman yang ditandai oleh Surya menggunakan bungkus permen berisi penjelasan
tentang [B]ajak Laut. Rembulan duduk di tepi jendela untuk mendapatkan cahaya; bokongnya
turun menyentuh lantai berdebu itu. Ia membaca. Kata buku tersebut, ada sebuah miskonsepsi
yang dipercaya secara masif oleh masyarakat seluruh dunia. Faktanya: harta karun bajak laut
tidak pernah ada. Rembulan memasang ekspresi terkejut seperti di film-film dengan mulut
ternganga dan tangan menutupinya. Ia pun baru tahu. Ternyata tidak pernah ada bukti sejarah
yang ditemukan terkait hobi bajak laut menguburkan barang-barang. Kemudian, di halaman
berikutnya, Rembulan menemukan secarik kertas yang ditinggalkan oleh Surya.
Untuk Rembulan tercinta
Tahukah engkau bahwa [B]urung Hantu dapat melihat di dalam gelap karena memiliki
tapetum lucidum? Mereka tetap bisa terbang ke sana kemari andai kata seluruh lampu di muka
bumi padam atau bulan tiba-tiba diculik oleh sekelompok alien untuk dibawa ke planet asal
mereka. Aku ingin kau melihat pemandangan ini, tetapi karena tidak bisa maka akan kutuliskan
saja: Bayangkan kita berbaring di sebuah sabana luas ketika malam hari. Mata kita
memandang karpet gelap di langit. Lihatlah, kerlip-kerlip kecil itu. Itu adalah bintang-bintang
perindu. Mereka sedang memanggil-manggil nama kita. Atau, teori konspirasinya, mereka
sedang memotret kita dan mempelajari bagaimana cara mencinta.
Rembulan tersenyum-senyum sendiri membaca isi catatan itu. Akan tetapi, menyadari
matahari hampir tenggelam, ia bergegas untuk meletakkan catatan miliknya di sebuah halaman
yang menjelaskan [G]aram. Tidak ketinggalan ia bubuhkan tulisan kecil di ujungnya: Terima
kasih sudah menceritakanku tentang malam hari. Aku mencintaimu. Rembulan pun lenyap.
Surya terbangun ketika gelap. Ia mengecek jam, membasuh muka, dan bersiap.
Terkadang, sambil mengayuh sepeda ke tempat kerjanya, Surya membayangkan apabila ia
terlahir sebagai seorang vampir. Di ensiklopedia, [V]ampir adalah makhluk yang memiliki
spesialisasi untuk bekerja di malam hari. “Ini aku.” Ia katakan itu ketika membaca halaman
yang diperintahkan oleh Rembulan. Namun, itu semua fiksi belaka. Setidaknya mengantarkan
pizza ke rumah-rumah lebih membuat perut terisi ketimbang mengisap darah orang-orang.
Menjelang tengah malam, krisis kehidupan menyerang Surya. Ia memacu sepedanya
dengan ngos-ngosan menuju rumah sakit terbengkalai sambil memikirkan bagaimana nasib
hubungannya dengan Rembulan. Bagaimana kami akan menikah? pikirnya. Bisakah kami
menikah? Dalam catatan-catatan yang ditinggalkan di halaman-halaman ensiklopedia, Surya
memang menjadi orang yang paling cengeng di antara mereka berdua. Pikirannya dibebani
oleh masalah-masalah yang belum terjadi. Dituliskannya suatu waktu: Jika kita menikah,
cintaku, apakah kau yang akan menyeberang ke malam atau aku yang akan menyeberang ke
siang? Tidak bisakah kita hidup di dua sisi secara bersamaan? Rembulan hanya menjawab
dengan formal untuk menenangkan perasaannya yang bergejolak.
Setelah memarkirkan sepedanya, Surya masuk. Ia buka ensiklopedia itu dan
membacanya di bawah cahaya senter. Sejak pertama kali mengenal Rembulan, Surya selalu
penasaran dengan aktivitas yang hanya dapat dilakukan pada siang hari, yaitu menjemur. Ia
terheran-heran ketika Rembulan bilang bahwa dia mengeringkan pakaiannya yang basah
dengan bantuan panas matahari. Surya pernah bertanya kepada Rembulan berapa panas
matahari sampai-sampai semua makhluk yang hidup di siang hari sangat bergantung
kepadanya. Ketika dilihatnya halaman bagian [M]atahari, Surya garuk-garuk kepala tidak
percaya. Lima belas juta derajat celcius! Ia tidak pernah tidak memikirkan angka tersebut
ketika sedang membaca catatan dari Rembulan tentang kesehariannya.
Untuk Surya tercinta
Pernahkah kau mendengar tentang [K]emarau? Orang-orang bilang bahwa musim
kemarau adalah iblis tak kasatmata. Kekeringan di mana-mana. Terjadi kebakaran di hutanhutan saking panasnya. Paceklik mengendon dalam waktu yang lama. Pada momen-momen
itu, orang-orang hanya berharap supaya hujan turun. Ini semua salah matahari! Dia galak
dan tidak pengertian. Kendati demikian, aku percaya kau bakal mencintai matahari
sebagaimana kau mencintaiku. Ingat bunga-bunga yang kauletakkan di telingaku? Bungabunga berwarna-warni itu? Mereka mekar karena matahari. Ketahuilah, tanganmu pernah
menggenggam percik-percik sang bola api. Di hatiku, api tersebut menjelma hangat.
Surya mengusap-usap catatan tersebut dengan mata berkaca-kaca. Ia mengidolakan
matahari meski belum pernah menyaksikannya secara langsung dengan kedua matanya. Kata
Rembulan juga, bulan yang menyinari kehidupannya di malam hari merupakan cermin dari
matahari. Setidaknya kutemukan sisa-sisamu di permukaan bulan yang bopeng itu, batin Surya,
sembari merampungkan catatannya di halaman yang menjelaskan [J]embatan. Ayam saling
beradu kokok dan cakrawala memerah; Surya pun lenyap.
Suatu hari, secara ajaib, Rembulan dan Surya bertukar posisi. Mereka kalang kabut
beradaptasi dengan kehidupan baru mereka. Rembulan kedinginan padahal sedang berada di
tengah kota dan terus-menerus menabrak tiang jalan karena belum terbiasa dengan gelap.
Sementara itu, Surya tidak henti-hentinya mandi air es karena tidak tahan dengan panas
matahari; ia mengenakan pakaian basah untuk berjalan ke mana-mana.
Mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan. Pada akhirnya, cinta tidak
mempertemukan mereka. Ensiklopedia cuma ensiklopedia. Perasaan-perasaan cuma sesuatu
yang tidak ada harganya. Akan tetapi, momen inilah yang sebetulnya mereka idam-idamkan.
Rembulan dan Surya dapat melihat dunia yang asing lagi lain, yang tidak pernah dapat mereka
alami kecuali lewat kata. Itu sebabnya mereka tidak menyerah. Ketika matahari hampir
tenggelam dan ayam mulai berkokok, Rembulan dan Surya meninggalkan catatan mereka
masing-masing di halaman ensiklopedia.
Untuk Surya/Rembulan tercinta
Maukah engkau mengajariku caranya hidup di malam/siang ini?




